Metode Mind-Map
a. Pengetian
Mind-Map
Menurut Hudojo Mind-Map (peta
pikiran) adalah keterkaitan antara konsep suatu materi pelajaran yang
direpresentasikan dalam jaringan konsep yang dimulai dari inti permasalahan
sampai pada bagian pendukung yang mempunyai hubungan satu dengan lainnya,
sehingga dapat membentuk pengetahuan dan mempermudah pemahaman suatu topik
pelajaran.[1]
Sedangkan menurut Arends dalam basuki menuliskan bahwa Mind-Map (peta
pikiran) merupakan suatu cara yang baik bagi siswa untuk memahami dan mengingat
sejumlah informasi baru. Dengan penyajian peta konsep yang baik maka siswa
dapat mengingat suatu materi dengan lebih lama lagi.[2]
Iwan
Sugiarto menerangkan bahwa Mind-Map (peta pikiran) merupakan suatu
metode pembelajaran yang sangat baik digunakan oleh guru untuk meningkatkan
daya hafal siswa dan pemahaman konsep siswa yang kuat, siswa juga dapat
meningkatkan daya kreatifitas melalui kebebasan berimajinasi.[3]
Lebih lanjut Iwan Sugiarto menerangkan
bahwa Mind-map (peta pikiran) adalah eksplorasi kreatif yang dilakukan
oleh individu tentang suatu konsep secara keseluruhan, dengan membentangkan subtopik-subtopik
dan gagasan yang berkaitan dengan konsep tersebut dalam satu presentasi utuh
pada selembar kertas, melalui penggambaran simbol, kata-kata, garis, dan tanda
panah.[4]
Prinsipnya
sederhana, cukup anda ikuti kemana otak berpikir, apa yang terlintas, apa yang
teringat, dan tuliskan di atas kertas dalam bentuk coretan yang berkait-kaitan.
Coretan tersebut dimulai dari tengah kertas sebagai pusat, kemudian mengembang
keluar ke arah tepi kertas. Inilah konsep radiant thinking. And beroperasi
dengan membentuk kaitan yang sangat kompleks dengan puluhan ribu sel otak
lainnya. Kaitan-kaitan ini terutama dibuat ketika cabang utama dan terbesarnya
(akson) membuat ribuan hubungan dengan tombol kecil pada ribuan cabang dari
ribuan sel otak lainnya. Setiap titik kontak dikenal sebagai sinapsis. Ketika
sebuah pesan elektromagnetik biokimia (impuls syaraf) berjalan menuruni akson,
pesan tersebut dilepaskan melalui tombol sinaptik, yang menghubungkannya ke
punggung dendritik. Mind-map sesuai
digunakan untuk pemikiran linier.[5]
Metode
Peta Pikiran (mind-map) adalah diagram istimewa yang cara kerjanya sama
dengan cara kerja otak dan dapat membantu berfikir, membayangkan, mengingat dan
merencanakan serta memilih informasi. Singkatnya mind-map adalah alat
sempurna untuk membantu belajar dan mengulang pelajaran. Mind-Map metode
mencatat kreatif yang memudahkan kita mengingat banyak informasi. Tony
Buzan, pencipta metode mind-map
ini, terinspirasi oleh komputer di tahun 1971 yang dilengkapi dengan manual
pemakaian hingga ribuan lembar. Dia heran, mengapa otak manusia yang jauh lebih
hebat tidak disertai manual penggunaan? Maka dia menciptakan alat mind-map sebagai cara memaksimalkan
kerja otak.[6]
Pada
tahun 1975, Tony Buzan telah mengembangkan suatu metode pembelajaran dalam
dunia pendidikan yang dapat melatih siswa berpikir dengan lebih berdayaguna,
yaitu suatu metode yang terkenal dengan istilah Mind-Map (peta pikiran)
dan sejak itu metode Mind- Map (peta pikiran) berkembang dan telah
banyak dipergunakan dalam pembelajaran.[7]
b.
Fungsi Mind-Map
Mind-map dapat membantu kita dalam banyak hal! berikut ini hanyalah
beberapa diantaranya. Mind-map dapat membantu kita untuk: [8]
1)
Merencana;
2)
Berkomunikasi;
3)
Menjadi lebih
kreatif;
4)
Menghemat waktu;
5)
Menyelesaikan
masalah;
6)
Memusatkan
perhatian;
7)
Menyusun dan
menjelaskan pikiran-pikiran;
8)
Mengingat dengan
lebih baik;
9)
Belajar menjadi cepat
dan efisien;
10)
Melihat “gambar
keseluruhan”;
c. Tujuh
Langkah Dalam Membuat Mind-Map[9]
1) Mulailah dari bagian tengah kertas
kosong yang sisi panjangnya diletakkan
mendatar.
2) Gunakan gambar atau foto untuk ide pusat anda.
Mengapa? Karena sebuah gambar bermakna seribu kata dan membantu kita
menggunakan imajinasi. Sebuah gambar sentral akan lebih menarik, membantu kita
tetap terfokus, membantu kita berkonsentrasi dan mengaktifkan otak kita.
3) Gunakan
warna.
4) Hubungkan cabang-cabang utama ke gambar pusat dan
hubungkan cabang-cabang tingkat dua dan tiga ketingkat satu dan dua dan
seterusnya;
5) Buatlah garis hubung yang melengkung,
6) Gunakan satu kata kunci untuk
setiap garis;
7) Gunakan gambar
d.
Langkah-langkah Sebelum Membuat Mind-Map[10]
Langkah-langkah yang
harus diperhatikan ketika akan membuat mind-map, bahan bacaan yang
berasal dari buku teks. Yaitu:
1)
Membaca teks secara keseluruhan
Dengan
membaca teks secara menyeluruh maka akan mengetahui isi cerita. Sewaktu membaca
teks beri tanda pada kata-kata yang dianggap penting untuk mencatat di mind-map;
2) Mengenali
tipe teks
Sebelum
membuat mind-map, maka harus menemukan desain yang cocok untuk
masing-masing teks yang spesifik. Setelah membaca teks maka akan mengetahui
desain yang sesuai untuk mind map yang akan dibuat. Secara sederhana
sebuah teks dapat dikategorikan ke dalam tiga kelompok:
a).
Komparasi (perbandingan)
Sebuah
teks dikategorikan komparasi apabila teks tersebut terdapat perbandingan antara
A dan B, antara yang baik dan yang jelek dan sebagainya;
b)
Kronologi atau rangkaian peristiwa
Teks
tersebut mempunyai sebuah awal dan akhir yang jelas, misalnya biografi,
sejarah, proses dan sebagainya. Desain ini biasanya sesuai dengan arah jarum
jam;
c)
Presentasi (paparan)
Apabila
cerita tanpa permulaan atau akhir yang jelas, apabila kata-kata dipaparkan
tanpa urutan yang khusus, maka bisa didesain sesuai dengan keinginan;
3)
Menulis mind-map
Pada
saat membaca maka telah memperoleh kata-kata penting yang telah diberi tanda,
tahap ini adalah tahap menulis kata-kata
penting pada mind-map. Setelah menulis kata utama maka
dihubungkan dengan garis hubung pada kata-kata yang menjadi cabang dari kata-kata
utama.
Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui bahwa
metode Mind-Map (peta pikiran) adalah metode yang di rancang oleh guru
untuk membantu siswa dalam proses belajar, menyimpan informasi berupa materi
pelajaran yang diterima oleh siswa pada saat pembelajaran, dan membantu siswa
menyusun inti-inti yang penting dari materi pelajaran kedalam bentuk peta atau
grafik sehingga siswa lebih mudah memahaminya.
[2] Basuki T.
2000. Brainware Management: Generasi kelima Manejemen Manusia. Jakarta:
Media Komputindo. hal, 25
[6] Hernowo.
2004. Menjadi Guru yang Mau dan Mampu
Mengajar Secara Menyenangkan. Bandung: Mizan, hal. 13
[8] Tony Buzan. 2005
. Buku Pintar Mind -Map. Jakarta. PT
Gramedia Pustaka Utama. hal, 6
[10]
Ingemar
Svantesson. 2004. Learning Maps and
Memori Skills. Jakarta: Gramedia. hal. 127
No comments:
Post a Comment