Kemampuan Pemahaman Konsep
Kemampuan berarti kesanggupan; kecakapan ; kekuatan
(KBBI, 1990 : 553), pemahaman berarti proses, perbuatan, cara memahami atau
memahamkan, (KBBI, 1990 : 636), sedangkan konsep adalah ide abstrak yang
memungkinkan kita dapat mengelompokkan objek ke dalam contoh dan non contoh,
(Suherman, 2003 : 33).
Menurut Gagne (dalam suherman, 2003 : 33) dalam belajar
matematika ada dua objek yang dapat diperoleh siswa, yaitu objek langsung dan
objek tak langsung. Objek tak langsung yaitu kemampuan menyelidiki dan
memecahkan masalah, belajar mandiri, bersikap positif terhadap matematika, dan
tahu bagaimana semestinya belajar. Sedangkan objek langsung berupa fakta,
keterampilan, konsep dan aturan. Jadi, berdasarkan uraian di atas, konsep
merupakan objek tak langsung dari matematika yang dapat diperoleh oleh siswa.
Menurut Firdaus (2006 : 1), Salah satu mitos sesat
seputar matematika menyatakan bahwa matematika selalu berhubungan dengan
kecepatan menghitung. Memang berhitung adalah bagian tak terpisahkan dari
matematika, terutama pada tingkat SD. Tetapi, kemampuan menghitung secara cepat
bukanlah hal terpenting dalam matematika. Yang terpenting adalah pemahaman
konsep. Melalui pemahaman konsep, kita akan mampu mengadakan analisis
(panalaran) terhadap permasalahan (soal) untuk kemudian mentransformasikan ke
dalam model dan bentuk persamaan matematika, baru kemampuan menghitung
diperlukan. Itupun bukan sesuatu yang mutlak, sebab pada saat ini telah banyak
beredar alat bantu menghitung seperti kalkulator dan komputer. Jadi mitos yang
lebih tepat adalah bahwa matematika selalu berhubungan dengan pemahaman dan
penalaran.
Matematika adalah mata pelajaran yang diajarkan dari
jenjang pendidikan dasar sampai pendidikan menengah. Selain mempunyai sifat
yang abstrak, pemahaman konsep matematika yang baik sangatlah penting karena
untuk memahami konsep yang baru diperlukan prasyarat pemahaman konsep
sebelumnya.
Pada kurikulum 2004 Standar Kompetensi Pembelajaran
Matematika SMP/MTS (dalam Tim PPPG Matematika, 2005 : 86) dinyatakan bahwa
kemampuan yang perlu diperhatikan dalam penilaian pembelajaran matematika
antara lain adalah pemahaman konsep dan prosedur (algoritma). Lebih jauh
dinyatakan bahwa siswa dikatakan memahami konsep bila siswa mampu
mendefinisikan konsep, mengidentifikasi dan memberi contoh atau bukan contoh
dari konsep. Sedang siswa dikatakan memahami prosedur jika mampu mengenali
prosedur atau proses menghitung yang benar dan tidak benar.
Pada petunjuk teknis peraturan Dirjen Dikdasmen Depdiknas
No 506/C/PP/2004 tanggal 11 November 2004 (dalam Tim PPPG Matematika, 2005 :
86) tentang penilaian perkembangan anak didik SMP dicantumkan indikator dari
kemampuan pemahaman konsep sebagai hasil belajar matematika. indikator tersebut
adalah :
1)
menyatakan
ulang sebuah konsep ;
2)
mengklasifikasi
objek menurut sifat-sifat tertentu sesuai dengan konsepnya ;
3)
memberi
contoh dan non contoh dari konsep ;
4)
menyajikan
konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis ;
5)
mengembangkan
syarat perlu atau syarat cukup dari suatu konsep ;
6)
menggunakan,
memanfaatkan dan memilih prosedur tertentu ;
7)
mengaplikasikan
konsep atau alogaritma ke pemecahan masalah.
Pemahaman konsep merupakan salah satu kecakapan matematika. Dalam pemahaman
konsep, siswa mampu untuk menguasai konsep, operasi dan relasi matematis.
Pembelajaran matematika realistik memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menemukan kembali dan merekonstruksi konsep-konsep matematika.
Sumber :
- Kamus Besar Bahasa Indonesia
- Suherman,
E dkk.2003. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: FMIPA
UPI.
- Firdaus,
Wildaiman. 2006. Lima Mitos Sesat Seputar Matematika. Bandung: Ponpes
Al-Masudiyah. Tersedia di http://www.pikiran_rakyat.com/cetak/2006/082006/cakrawala/profil.html.
- Tim PPPG Matematika. 2005. Materi
pembinaan matematika SMP di Daerah tahun 2005.
Yogyakarta: Depdiknas
No comments:
Post a Comment