Dalam kamus besar
bahasa Indonesia, strategi bermakna rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk
mencapai sasaran khusus. Strategi kompetensi disebut juga dengan strategi
komunikasi atau communication strategies (Thornburry, 2006:
29). Ada beberapa hal yang yang harus diperhatikan dalam strategi komunikasi
yakni:
ü Menggunakan kata-kata yang banyak/tidak langsung (tidak to the point)
ü Mengubah kata-kata baru agar lebih dikenal (penyerapan kata asing), contoh:
mesjid
ü Menggunakan kata-kata yang umum atau sudah dikenal.
ü Menggunakan ekspresi atau alih kode, contoh:menggunakan bahasa yang sopan
pada orang yang lebih tua.
ü Menggunakan gerak tubuh atau mimik untuk meyakinkan maksud yang
kita inginkan.
Strategi
berbicara menurut Modul untuk Profesional Persiapan Pengajaran Asisten
dalam Bahasa Asing (Grace Stovall Burkart, ed 1998 ; Pusat Linguistik
Terapan,) adalah sebagai berikut.
1.
Menggunakan
minimal tanggapan
Bahasa peserta didik yang kurang percaya diri
dalam kemampuan mereka untuk berpartisipasi dengan sukses dalam interaksi lisan
sering mendengarkan dalam keheningan sementara yang lain yang bicara. Salah
satu cara untuk mendorong peserta didik tersebut untuk mulai berpartisipasi
adalah untuk membantu mereka membangun suatu persediaan tanggapan minimal yang
mereka dapat digunakan dalam berbagai jenis pertukaran..tanggapan tersebut
dapat sangat berguna untuk pemula.
Tanggapan minimal dapat diprediksi bahwa
peserta percakapan digunakan untuk menunjukkan pemahaman, perjanjian, keraguan,
dan tanggapan lain untuk apa yang dikatakan pembicara lain.. Memiliki stok
tanggapan tersebut memungkinkan pelajar untuk fokus pada apa peserta lain
katakan, tanpa harus secara simultan rencana tanggapan.
2.
Menggunakan bahasa untuk berbicara
tentang bahasa
Bahasa peserta didik sering terlalu malu atau
malu untuk mengatakan sesuatu ketika mereka tidak mengerti pembicara lain atau
ketika mereka menyadari bahwa mitra percakapan tidak mengerti mereka. Guru
dapat membantu siswa mengatasi keengganan ini dengan meyakinkan mereka bahwa
kesalahpahaman dan kebutuhan untuk klarifikasi dapat terjadi pada berbagai tipe
interaksi, apapun bahasa peserta tingkat keterampilan. Guru juga dapat
memberikan strategi siswa dan frase yang digunakan untuk klarifikasi dan cek pemahaman.
Dengan
mendorong siswa untuk menggunakan frase klarifikasi di kelas saat terjadi
kesalahpahaman, dan dengan menanggapi positif ketika mereka melakukannya, guru
dapat menciptakan lingkungan praktek otentik di dalam kelas itu
sendiri. Ketika mereka mengembangkan kontrol dari strategi berbagai
klarifikasi, siswa akan mendapatkan kepercayaan diri dalam kemampuan mereka
untuk mengelola berbagai situasi komunikasi yang mungkin mereka hadapi di luar
kelas.
Setelah
mengetahui langkah-langkah atau strategi dalam meningkatkan kemampuan
berbicara, maka kemampuan berbicara diharapkan dapat meningkat.
Kemampuan
berbicra sangat penting dalam kehidupan manusia pada umumnya. Kemampuan
berbicara yang baik dapat menunjang segala aktifitas yang ada, contohnya:
- Sebagai calon guru tentunya harus memiliki kemampuan berbicara yang baik agar dalam menyampaikan materi kepada siswa akan berjalan dengan baik.
- Ketika dihadapkan pada suatu forum, seminar dan diskusi dipastikan sang partisipan harus memiliki kemampuan berbicara yang sangat baik. Karena di dalam forum tersebut tentunya sang partisipan diajak unuk berargumen yang didukung dengan kemampuan berbicara yang baik.
- Pada situasi wawancara, kemampuan berbicara yang baik tentu diperlukan untuk menunjang kemampuan menjawab pertanyaan dalam wawancara.
Dari ketiga
contoh di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa kemampuan berbicara yang baik
sangat penting dalam setiap situasi tertentu. Strategi yang bisa
dilakukan seorang guru untuk mengembangkan keterampilan berbicara siswa adalah
sebagai berikut:
- Permainan Simulasi
Simulasi berasal dari kata simulate yang artinya pura-pura atau berbuat
seolah-olah. Kata simulation artinya tiruan atau perbuatan yang
pura-pura. Dengan demikian, simulasi dalam metode mengajar dimaksudkan sebagai
cara untuk menjelaskan sesuatu (bahan pelajaran) melalui perbuatan yang
bersifat pura-pura atau melalui proses tingkah laku imitasi, atau bermain
peranan mengenai suatu tingkah laku yang dilakukan seolah-olah dalam keadaan yang
sebenarnya. Permainan simulasi adalah model yang mengilustrasikan atau
menggambarkan baik sistem sosial maupun sistem fisik yang diabstraksi dari
realitas dan disederhanakan.
- Dongeng
Cara
meningkatkan kemampuan berbicara siswa dengan dongeng dapat didahului dengan
dipraktekkan terlebih dahulu oleh guru. Unsur keterampilan berbahasa yang
terdapat didalamnya adalah menyimak dan berbicara. Menyimak dengan siswa
mendengarkan cerita yang disampaikan dan menugaskan siswa untuk menceritakan
kembali dongeng yang telah didengarnya dengan bahasanya sendiri. Disini akan
menggali keberanian siswa untuk tampil ke depan dan mendongeng untuk temannya
dengan cara dan gayanya sendiri. Jika seorang siswa berani tampil dengan bagus,
hal itu akan memotivasi siswa lain untuk mencoba berbicara kedepan.
- Bermain peran
Bermain
peran merupakan salah satu bentuk aktivitas drama yang didalamnya terdapat
aktivitas berbicara. Aktivitas tersebut mencakup lafal, intonasi, jeda,
aksentuasi/tekanan yang jelas, kemudian penggunaan bahasa yang baik, serta
pengorganisasian ide yang terstruktur. Artinya ketika bermain peran aspek
tersebut secara otomatis akan dipergunakan. Bermain peran merupakan teknik yang
banyak dipakai oleh guru bahasa Indonesia di sekolah, untuk melatih dan
meningkatkan keterampilan berbicara muridnya.
- Menggunakan strategi Modelling The Way
Pelaksanaan
pembelajaran bahasa Indonesia pada keterampilan
berbicara bahasa Indonesia perlu menerapkan strategi Modeling
The Way (membuat contoh praktik). Strategi ini memberikan
kesempatan kepada siswa untuk mempraktikkan keterampilan berbicara bahasa Indonesia melalui demonstrasi, dari
hasil demonstrasi ini kemudian diterapkan dalam keseharian di sekolah, yaitu siswa dibagi dalam beberapa
kelompok kecil, identifikasi beberapa situasi umum yang biasa siswa lakukan di
ruang kelas dan luar kelas dalam berbicara bahasaIndonesia yang baik dan benar, kemudian
siswa mendemonstrasikan satu persatu dalam berbicara bahasa Indonesia.
- Cerita berantai
Menurut Tarigan (1990), “Penerapan teknik cerita
berantai ini dimaksudkan untuk membangkitkan keberanian siswa dalam berbicara.
Jika siswa telah menunjukkan keberanian, diharapkan kemampuan berbicaranya
menjadi meningkat.” Teknik cerita berantai bisa dimulai dari seorang siswa yang
menerima informasi dari guru, kemudian siswa tadi membisikkan informasi itu
kepada teman lain, dan teman yang telah menerima bisikan meneruskannya kepada
teman yang lain lagi. Begitulah seterusnya. Pada akhir kegiatan akan
dievaluasi, yaitu: siswa yang mana yang menerima informasi yang benar atau
salah. Siswa yang salah menerima informasi tentu akan salah pula menyampaikan
informasi kepada orang lain. Sebaliknya, bisa saja terjadi informasi yang
diterima oleh siswa itu benar tetapi mereka keliru menyampaikannya kepada teman
yang lain. Untuk itu, diperlukan pertimbangan yang cukup bijak dari guru untuk
menilai keberhasilan teknik cerita berantai ini.
- Media gambar dalam bercerita
Guru
mengembangkan media pembelajaran melalui penggunaan media gambar cerita dengan
maksud agar siswa dapat menginterpretasikan isi cerita sesuai dengan imajinasinya
yang akhirnya siswa dapat mengungkapkan kembali isi cerita, mengungkapkan hasil
pengamatan dengan bahasa yang runtut, sehingga bermakna. Penggunaan gambar cerita merupakan alat bantu (media) agar
pembelajaran tidak terkesan monoton dan terjadi bina suasana kelas.
- Menyajikan Informasi
Salah satu
bentuk kegiatan penyajian informasi yang sesuai bagi anak-anak kelas 3-6 SD
ialah menyampaikan laporan secara lisan. Untuk mengingatkan agar anak-anak
menggunakan cara-cara yang efektif dalam menyajikan laporan secara lisan,
masalah mereka menceritakan hal-hal yang mereka inginkan dan tidak mereka
inginkan dari seorang pembicara. Bentuk kegiatan lain yang untuk melatih
penyajian informasi ialah dengan berpidato. Tujuan kegiatan ini untuk menolong
anak-anak mengembangkan rasa percaya diri dalam berbicara dengan orang lain,
belajar menyusun, dan menyajikan suatu pembicaraan, dan mempelajari cara yang
terbaik untuk berbicara di hadapan sejumlah pendengar.
- Berpartisipasi Dalam Diskusi
Diskusi
memberikan kesempatan kepada murid untuk berinteraksi dengan murid-murid
laindan guru, mengekspresikan pikiran secara lengkap, mengajukan berbagai
pendapat, dan mempertimbangkan perubahan pendapat apabila berhadapan dengan
bukti-bukti yang meyakinkan atau tangapan yang masuk akal yang dikemukakan oleh
peserta diskusi.
- Menghibur (menyajikan pertanyaan)
Kadang-kadang
murid-murid dapat menyajikan pertunjukan untuk teman atau teman sekelas,
teman-teman dari kelas lain, orang tua dan angota masyarakat di sekitar gedung
sekolah. Siswa dapat menyatakan keingintahuannya dengan
bertanya. Tingkat atau ragam pertanyaan yang sistematis siswa dapat menemukan
apa yang diinginkannya.
- Sandiwara boneka
Pertunjukan
sandiwara boneka memberikan kesempatan kepada anak-anak untuk berbagai gagasan
dan cerita lewat percakapan, disertai dengan gerakan boneka.
- Bermain Drama
Bentuk
lain apresiasi sastra secara lisan ialah membacakan naskah drama atau bermain
drama. Diantara anak-anak yang berperan sebagai narrator, yakni yang membacakan
diskripsi cerita. Anak-anak yang lain memerankan semua pelaku cerita yang
ditentukan.
- Wawancara
Wawancara
dapat digunakan oleh murid untuk memproleh informasi yang berhubungan dengan
suatu tugas tertentu.
- Bercakap-cakap
Bercakap-cakap
adalah berbicara secara alami antara dua atau lebih pembicara. Bercakap-cakap
merupakan bentuk ekspresi lisan yang paling alami dan bersifat tidak resmi,
tetapi anak-anak kurang mendapat kesempatan untuk melakukan percakapan
khususnya percakapan dalam bahasa Indonesia bagi anak-anak yang berbahasa ibu
bahasa daerah, selama berada di sekolah. Oleh sebab itu, sebaiknya tersedia
tempat bercakap-cakap dengan tempat duduk yang nyaman (anak-anak duduk di
karpet atau tikar). Anak-anak bercakap-cakap dalam kelompok-kelompok kecil
selama waktu tertentu. Untuk melatih siswa mau dan mampu berbicara, guru
bersama siswa dapat merencanakan materi percakapan. kegiatan ini dapat
dilakukan di luar waktu belajar.
- Laporan Lisan
Siswa
dilatih menyusun laporan sederhana yang menyangkut yang menyangkut topic
atau tema mata pelajaran. Laporan dapat beruberupa isi buku, hasil
percobaan, hasil pengamatan, ataupun isi cerita.