Metode
Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT
Menurut Zainal Aqib (2007 : 76) TGT
memiliki berbagai persamaan dengan STAD. Namun, dalam hal kuis dan sistem skor
perbaikan individu, TGT menggunakan sistem turnamen permainan akademik. Dalam
turnamen ini siswa bertanding mewakili tim mereka dengan anggota tim lain
secara kinerja akademik.
1. Langkah-langkah kegiatan metode pembelajaran
kooperatif tipe TGT adalah sebagai berikut:
a. Presentasi
di Kelas
Materi dalam TGT
pertama-tama diperkenalkan dalam presentasi di dalam kelas. Ini merupakan
pengajaran langsung seperti yang sering kali dilakukan atau diskusi pelajaran
yang dipimpin oleh guru, tetapi bisa juga memasukkan presentasi audiovisual. Bedanya
presentasi kelas dengan pengajaran biasa hanyalah bahwa presentasi tersebut
haruslah benar-benar berfokus pada unit TGT. Dengan cara ini, para siswa akan
menyadari bahwa mereka harus benar-benar memberi perhatian penuh selama
presentasi kelas, karena dengan demikian akan sangat membantu mereka
mengerjakan kuis-kuis, dan skor kuis mereka menentukan skor tim mereka.
b. Tim
Tim terdiri dari
empat atau lima siswa yang mewakili seluruh bagian dari kelas dalam hal kinerja
akademik, jenis kelamin, ras dan etnisitas. Fungsi utama dari tim ini adalah
memastikan bahwa semua anggota tim benar-benar belajar, dan lebih khususnya
lagi, adalah untuk mempersiapkan anggotanya untuk bisa mengerjakan kuis dengan
baik. Setelah guru menyampaikan materinya, tim berkumpul untuk mempelajari
lembar-kegiatan atau materi lainnya. Yang paling sering terjadi, pembelajaran
itu melibatkan pembahasan permasalahan bersama, membandingkan jawaban, dan mengoreksi
tiap kesalahan pemahaman apabila anggota tim ada yang membuat kesalahan.
c. Game
Gamenya terdiri
atas pertanyaan-pertanyaan yang kontennya relevan yang dirancang untuk menguji
pengetahuan siswa yang diperolehnya dari presentasi di kelas dan pelaksanaan
kerja tim. Game tersebut dimainkan di atas meja dengan tiga orang siswa, yang
masing-masing mewakili tim yang berbeda. Kebanyakan game hanya berupa
nomor-nomor pertanyaan yang ditulis pada lembar yang sama. Seorang siswa
mengambil sebuah kartu bernomor dan harus menjawab pertanyaan sesuai nomor yang
tertera pada kartu tersebut. Sebuah aturan tentang penantang memperbolehkan
para pemain saling menantang jawaban masing-masing.
d. Turnamen
Turnamen adalah
sebuah struktur di mana game berlangsung. Biasanya berlangsung pada akhir
minggu atau akhir unit, setelah guru memberikan presentasi di kelas dan tim
telah melaksanakan kerja kelompok terhadap lembar-kegiatan. Pada turnamen
pertama, guru menunjuk siswa untuk berada pada meja 1, tiga berikutnya pada
meja 2, dan seterusnya.
e. Rekognisi
Tim
Tim akan
mendapatkan sertifikat atau bentuk penghargaan yang lain apabila skor rata-rata
mereka mencapai kriteria tertentu. Skor tim siswa dapat juga digunakan untuk
menentukan dua puluh persen dari peringkat mereka.
2. Pelaksanaan
Turnamen Akademik
Pada
awal periode permainan, umumkanlah penempatan meja turnamen dan mintalah mereka
memindahkan meja-meja bersama atau menyusun meja sebagai meja turnamen. Acaklah
nomor-nomornya supaya para siswa tidak bisa tahu mana meja “atas” dan yang
“bawah.” Mintalah salah satu siswa yang anda pilih untuk membagikan satu lembar
permainan, satu lembar jawaban, satu kotak kartu bernomor, dan satu lembar skor
permainan pada tiap meja. Lalu mulailah permainan tersebut.
Untuk
memulai permainan, para siswa menarik kartu untuk menentukan pembaca yang
pertama, yaitu siswa yang menarik nomor tertinggi. Permainan berlangsung sesuai
waktu dimulai dari pembaca pertama.
Pembaca
pertama mengocok kartu dan mengambil kartu yang teratas. Dia lalu membacakan
dengan keras soal yang berhubungan dengan nomor yang ada pada kartu, termasuk
pilihan jawabannya jika soalnya adalah pilihan ganda. Misalnya, seorang siswa
yang mengambil kartu nomor 21 membaca dan menjawab soal nomor 21. Pembaca yang
tidak yakin akan jawabannya diperbolehkan menebak tanpa dikenai sanksi. Jika
konten dari permainan tersebut melibatkan permasalahan, semua siswa (bukan
hanya si pembaca) harus mengerjakan permasalahan tersebut supaya mereka siap
untuk ditantang. Setelah si pembaca memberikan jawaban, siswa yang ada di
sebelah kiri atau kanannya (penantang pertama) punya opsi untuk menantang dan
memberikan jawaban yang bereda. Jika dia ingin melewatinya, atau bila penantang
kedua pnya jawaban yang berbeda dengan dua peserta pertama, maka penantang
kedua boleh menantang. Akan tetapi, penantang harus hati-hati karena mereka
harus mengembalikan kartu yang telah dimenangkan sebelumnya ke dalam kotak
(jika ada) apabila jawaban yang mereka berikan salah. Apabila semua peserta
punya jawaban, ditantang, atau melewati pertanyaan, penantang kedua (atau
peserta yang ada di sebelah kanan pembaca) memeriksa jawaban dan membacakan
jawaban yang benar dengan keras. Si pemain yang memberikan jawaban yang benar
akan menyimpan kartunya. Jika kedua penantang memberikan jawaban salah, dia
harus mengembalikan kartu yang telah dimenangkan (jika ada) ke dalam boks.
Untuk
putaran berikutnya, semuanya bergerak satu posisi ke kiri: penantang pertama
menjadi pembaca, penantang kedua menjadi penantang pertama, dan si pembaca
menjadi penantang kedua. Permainan berlanjut, seperti yang telah ditentukan
oleh guru, sampai periode kelas berakhir atau jika kotaknya telah kosong.
Apabila permainan sudah berakhir, para pemain mencatat nomor yang telah mereka
menangkan pada lembar skor permainan pada kolom untuk Game 1. Jika masih ada
waktu, para siswa mengocok kartu lagi dan memainkan game kedua sampai akhir
periode kelas, dan mencatat
nomor kartu-kartu yang dimenangkan pada game 2 pada lembar skor.
3.
Menentukan Skor Tim
Segera
setelah turnamen selesai, tentukanlah skor tim dan persiapkan sertifikat tim untuk memberi rekognisi kepada
tim peraih skor tertinggi. Untuk melakukan hal ini, pertama-tama periksalah
poin-poin turnamen yang ada pada lembar skor permainan. Lalu, pindahkan
poin-poin turnamen dari tiap siswa tersebut ke lembar rangkuman dari timnya
masing-masing, tambahkan seluruh skor anggota tim, dan bagilah dengan jumlah
anggota tim yang bersangkutan.
Semua
siswa harus memainkan game ini pada saat yang sama. Sementara mereka bernain,
bergeraklah dari satu kelompok ke kelompok lain untuk menjawab pertanyaan dan
pastikan bahwa semua siswa memahami prosedur permainan tersebut. Sepuluh menit
sebelum akhir periode
kelas, ucapkan kata “waktu” dan mintalah para siswa berhenti dan menghitung
kaartu mereka pada lembar skor permainan.
Mintalah
para siswa menambahkan skor yang mereka peroleh dalam tiap game (jika mereka
memainkan lebih dari satu game) dan mengisi total perolehan hari itu. Untuk
anak-anak yang usianya lebih muda (kelas empat ke bawah), kumpulkan saja lembar
skornya. Jika para siswa lebih tua, mintalah mereka menghitung poin turnamen
mereka sendiri.
Tabel
di bawah ini adalah merangkum poin-poin turnamen untuk semua kemungkinan
hasilnya. Pada meja dengan tiga pemain dan skor tidak seri pencetak skor
tertinggi menerima enam puluh poin, yang kedua empat puluh poin, dan yang
ketiga dua puluh poin. Jika terdapat lebih atau kurang dari tiga pemain atau
bila terjadi nilai seri, gunakan tabel tersebut untuk menentukan poin bagi tiap
siswa. Apabila semuanya sudah menghitung poin-poin turnamen yang dikumpulkan,
mintalah para siswa untuk mengumpulkan lembar skor permainan.
Merekognisi Tim
Berprestasi
Seperti
dalam STAD, di sini juga diberikan tiga tingkatan penghargaan, yang didasarkan
pada skor rata-rata tim.
Anda
boleh memberikan sertifikat atau penghargaan lain kepada tim-tim yang memenuhi
kriteria. Tim baik hanya akan menerima ucapan selamat di dalam kelas. Selain
atau sebagai tambahan sertifikat tim, anda boleh juga menampilkan tim sukses
pada papan buletin mingguan, tempatkan foto dan nama tim mereka pada tempat
kehormatan. Apa pun yang anda lakukan untuk merekognisi tim yang berprestasi,
sangat penting untuk mengkomunikasikan bahwa kesuksesan tim itu (bukan hanya
kesuksesan individu) merupakan sesuatu yang penting, karena inilah yang akan
memotivasi para siswa untuk membantu teman satu timnya belajar.
Memberi Penilaian
TGT
tidak secara otomatis menghasilkan skor yang dapat digunakan untuk menghitung
nilai individual. Untuk menentukan nilai-nilai individual, banyak guru yang
menggunakan TGT memberikan ujian tengah semester atau akhir semester pada
tiap-tiap semester; ada juga yang memberikan kuis setelah turnamen. Nilai para
siswa haruslah didasarkan pada skor kuis mereka atau penilaian individual lainnya,
bukan pada poin-poin turnamen para siswa dan/atau skor tim dapat dijadikan
sebagian kecil dari nilai mereka. Atau, apabila sekolah memberikan nilai yang
terpisah sebagai penilaian akhir, skor-skor ini dapat digunakan untuk
menentukan nilai akhir. (Robert E. Slavin, 2005 : 166-179).
No comments:
Post a Comment